Bandung, surga para pencari kesenangan. Ibu kota Jawa Barat ini tak hanya menawarkan FO, Ciwalk, Cihampelas, Cimol, Café Strawberry atau tempat wisata Gunung Tangkuban Perahu saja. Banyak yang bisa wisatawan temui di sini.
Kota berjulukan “Paris van Java” ini, adalah sebuah kota berhawa sejuk sebelum adanya kemudahan akses jalan bebeas hambatan (Tol) yang membuat banyak sekali warga Jakarta setiap weekend datang ke Bandung. Warga Jakarta datang menggunakan kendarran pribadi yang membuat kendaraan di Bandung menjadi menumpuk setiap weekend. Bila menginjakan kaki ke kota ini, seolah berat meninggalkannya. Semua ada di sini. Semua serba murah. Bahkan, pecinta fesyen menganggapnya sebagai kiblat mode terkini di Indonesia.
Bagi pecinta hiburan malam, Bandung pun adalah surga. Mulai dari klub dangdut hingga diskotek bertaraf internasional tersedia di sini. Jangan tanya wanita-wanita yang bisa menemani Anda, semuanya seperti kebanyakan mojang Bandung, cantik-cantik. Namun, Anda jangan nekad mencari hiburan ke Saritem, Anda bisa kena razia polisi karena kawasan bekas prostitusi ini sekarang sudah ilegal. Sudah ditutup. Yang masih nekad buka, beroperasi secara sembunyi-sembunyi dan tidak banyak karena takut ketahuan polisi. (jadi bagi para wanita berhati – hatilah saat menjajakan diri ya!…hehehe)
Penjaja seks di Bandung, sekarang ini memang banyak yang turun ke jalan. Ini tak lepas akibat dari ditutupnya Saritem. Mereka biasanya mangkal di seputar diskotek, terutama kalau ada acara “Ladies Night”. Coba pula selusuri Jl. Alkateri atau Jl. Asia-Afrika, maka Anda bisa menemui para wanita yang biasa disebut “Jablay” ini.
Di Saritem sekarang sudah dibangun sebuah “pesantren” yang sengaja dibangun di wilayah tersebut sehingga dapat membuat efek yang baik bagi para penghuni saritem, tapi masih saja banyak yang secara sembunyi – sembunyi menjajakan tubuh mereka, dengan alas an untuk menghidupi dirinya.
Kawasan hiburan malam di Bandung, memang tersebar di beberapa tempat. Yang paling populer antara lain di kawasan Jl. Cibadak, Jl. Sudirman, dan Jl. Dalem Kaum. Sementara yang menjadi favorit wisatawan dari luar negeri adalah di Jl. Braga.
Braga merupakan icon yang sangat memiliki nilai historical, dan banyak sekali orang tua yang bernostalgia di tempat ini yang merupakan tempat hang out pada saat mereka muda. Para bule pun sangat mengemari tempat di Braga ini.
Untuk menyelesaikan masalah social ini sebetulnya memang sangat sulit untuk memberantasnya, namun ada cara untuk menanggulangi menyebarnya penyakit kelamin yang disebabkan oleh para penjajak sex tersebut. Sekarang ini sudah banyak lembaga social yang memberi sosialisasi mengenai bahaya dari perbuatan mesum. Setidaknya saat ini dihimbau untuk para pekerja sex untuk menggunakan alat kontrasepsi (alias kondom) tapi perlu digaris bawahi bahwa bukan berarti penghimbauan untuk menggunakan “kondom” berarti menghalalkan dunia prostitusi, karena ini hanya sebagai pencegah agar penyakit kelamin ataupun AIDS tidak menyebar dengan cepat.